Minggu, 04 Juli 2021
Kelas Kecil : Menghidupkan Asa yang Sempat Padam
Artikel
Pandemi memaksa kita semua untuk merumahkan segalanya, beradaptasi di tengah keterbatasan yang ada dan tidak pernah absen merapal doa agar segalanya lekas membaik dan kembali seperti semula. Tidak bisa kita pungkiri pandemi tentu juga membawa dampak luar biasa pada beberapa aspek, pendidikan salah satunya. Masalah nyata ini bukan hanya menjadi permasalahan lembaga formal pendidikan tetapi juga terhadap anak-anak yang masih kesulitan akses internet dan keharusannya beradaptasi dengan sistem pembelajaran yang baru. Tapi sebenarnya masalah pendidikan bukan hanya tanggung jawab lembaga formal, lebih dari itu masalah pendidikan merupakan tanggung jawab kita semua. Pandemi menyadarkan kita bahwa kehidupan ini bukan melulu tentang diri sendiri tetapi juga tentang orang lain. Mungkin di saat saat seperti inilah saatnya kita harus mengambil bagian dalam pendidikan. Namun, seperti kebanyakan dari kita yang merasa tergugah dengan kata kata tersebut tentu mucul satu pertanyaan, ‘’bagaimana caranya?’’. Pencarian jawaban mengenai pertanyaan dan sekaligus menjawab pernyataan tersebut membawa saya pada sebuah perkenalan menyenangkan dengan sebuah komunitas bernama Kelas Kecil. Kelas Kecil adalah sebuah proyek sekolah akhir pekan yang diinisiasi oleh Yayasan Teman Kita Balikpapan. Fokusnya adalah melakukan kegiatan belajar dan mengajar sukarela di beberapa daerah yang masih minim akses. Proyek yang berawal dari daerah perkampungan petani rumput laut, kelurahan Manggar ini memulai ikhtiarnya yang pertama pada tahun 2016 . Kelas kecil menyasar anak-anak usia sekolah dasar sebagai adik-adik binaanya. Mengedapankan model belajar unik, menyenangkan juga pembinaan karakter. Kelas kecil melaksanakan program dalam jangka waktu 6 bulan di daerah sasarannya. Sempat rehat selama dua tahun kini Kelas Kecil kembali membuka ruang kelasnya, kali ini bersama adik adik di kampung Tumaritis. Kegiatan perdananya pada 13 Juni lalu berjalan sukses, Adik-adik bersma fasilitator dari Yayasan Teman Kita diajak berkenalan dan bermain games edukatif bersama. Ikhtiar baik ini pun disambut antusias para orangtua dan adik-adik di kampung Tumaritis. Kelas Kecil pada kegiatannya memecah kelompok belajarnya berdasarkan usia. Ada tiga kelompok kelas yaitu kelompok ulat bulu (usia 2-5 tahun), kelompok kepompong (usia 7-9 tahun) dan kelompok kupu-kupu (usia 10-13 tahun) pemecahan kelompok belajar ini dilakukan agar teman teman relawan dengan adik adik yang mengikuti kelas diharapkan dapat lebih fokus menerima pelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Tidak hanya berfokus pada kegiatan belajar dan mengajar, Kelas Kecil juga berusaha untuk memfasilitasi dan mendekatkan akses literasi melalui kegiatan membaca buku bersama dan mendongeng. Ada juga games edukatif ataupun permainan tradisional, materi seni berupa tari dan musik dan juga percobaan sederhana yang berkenaan dengan materi pembelajaran. Kelas Kecil adalah bentuk nyata dari ‘’mengambil peran’’ dalam pendidikan, Kita semua tahu bahwa pendidikan, terutama di masa pandemi seperti sekarang ini menuntut kreativitas dan kepekaan sosial yang tinggi untuk kita semua, kita mungkin tidak merasakan langsung dampak pada bidang pendidikan tapi ingat bahwa anak-anak sekolah yang sedang terdampak saat ini adalah investasi calon pemimpin dan penerus bangsa. Ini bukan tentang menyalahkan atau meratapi apa yang sedang terjadi saat ini, tapi bagaiman kita terus memelihara harapan dan berusaha untuk menaklukkan keadaan. untuk terus menjaga asa tetap menyala, juga sebagai panggilan kemanusiaan untuk memenuhi hak dan kewajiban menyalurkan ilmu dan berbagi kepada sesama. Meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk berikhtiar bagi pendidikan. Kelas kecil sebagai ruang belajar bagi siapapun yang ada di dalamnya. Ruang belajar untuk menyelami tekad dan semangat menimba ilmu.Mari mulai bergerak dengan mengambil peran dengan terjun langsung membantu dan membagikan ilmu yang kita punya. Memulai dari hal kecil yang terus konsisten dijalankan, menanamkan kebaikan yang kelak akan di petik manis buahnya di kemudian hari, sebab kebaikan sekecil apapun selalu punya ruang untuk kebermanfaatan. Sebab kebaikan tak cukup jika hanya diniatkan. penulis : zarah c. anickma